Halaman

Sabtu, 17 Maret 2012

Hiu Putih Raksasa

Hiu putih raksasa

Apa sih bedanya hiu putih raksasa dengan hiu pada umumnya? Kita simak yuk beberapa fakta tentang hiu putih raksasa berikut ini.
Hiu Putih Raksasa (Great White Shark )merupakan hiu purba yang cukup melegenda di seluruh dunia. Hiu putih raksasa yang terkenal sebagai predator terbesar di muka bumi ini memiliki nama ilmiah Carcharodon carcharias. Hiu putih raksasa termsuk ke dalam Famili Lamnidae dan ordo Lamniformes. Ia adalah ikan hiu paling besar dalam genusnya. Hiu putih raksasa merupakan hewan vertebrata bertubuh ramping dan termasuk ke dalam kelompok ikan dengan kerangka tulang rawan lengkap (superordo Selachimorpha). Hiu putih bernapas menggunakan lima liang insang (bahkan terkadang enam sampai tujuh insang). Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulitnya dari kerusakan serta untuk menambah dinamika air. Kerangka hiu sangat berbeda dengan ikan-ikan bertulang lainnya seperti ikan kod, karena terbuat dari tulang muda yang terbilang ringan dan lentur. Rahang hiu tidak melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral tambahan sehingga memberinya kekuatan yang lebih besar.
Ukuran panjang tubuh hiu putih raksasa rata-rata 4 hingga 7 meter dan bisa mencapai umur 30-40 tahun, meskipun pertumbuhan kedewasaannya terbilang lambat. Hiu putih raksasa yang pernah ditemukan di perairan Malta dan Australia Selatan tercatat berukuran 7 meter dengan berat 2,268 kg dan berumur 30 tahun. Selain warna putih yang mendominasi perut bagian bawah, hiu putih raksasa juga berwarna abu-abu di bagian atas tubuhnya. Ini berfungsi untuk menyamarkan tubuhnya dengan dasar laut. Hiu putih raksasa memiliki bentuk tubuh sangat ideal (streamline), mampu berenang dengan kecepatan sekitar 24 km/jam seperti layaknya sebuah torpedo. Hiu putih raksasa bahkan dapat meloncat ke atas permukaan air dengan cara menerobos ke atas seperti layaknya seekor paus ketika menyerang mangsanya dari bawah air.
Hiu putih raksasa memiliki tujuh indera atau disebut sapta indera. Dua indera di antaranya tidak banyak dimiliki hewan lain. Salah satunya adalah ampullae Lorenzini, sebuah katup kecil di kepala hiu yang dapat mengindera listrik. Indera ini membantunya menemukan mangsa yang tersembunyi di dalam pasir. Indera lain adalah jalur lateral untuk mengindera atau untuk merasakan getaran elektromagnetik yang sangat lemah yang dihasilkan oleh hewan lainnya, biasanya gerakan atau suara di bawah air. Penciuman merupakan inderanya yang paling tajam. Sedemikian pentingnya indera ini hingga ia memakan dua pertiga otaknya. Bayangkan, dua pertiga otak cuma untuk mencium. Maka tak heran jika hiu putih raksasa ini mampu mendeteksi keberadaan mangsa dalam jarak beberapa kilometer. Tak hanya itu, hiu putih juga mampu mendeteksi setetes darah dalam 100 liter air laut dan jarak 5 km lebih. Indera lain yang cukup kuat adalah telinga. Telinga hiu mampu melacak suara berfrekuensi rendah.
Dengan tujuh indera yang dimilikinya, hiu putih raksasa sukses menjadi predator yang sangat ulung. Sekali dapat mangsa, ia tak mau memberikan kesempatan untuk melawan atau berkutik sedikit pun. Apalagi di dalam rongga mulutnya terdapat 3000 gigi yang berbentuk segitiga seperti gergaji. Kebayang seremnya, kan teman-teman? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar lebih dari 100 serangan hiu di dunia, 1/3 atau 1/2 di antaranya dilakukan oleh hiu putih raksasa. Tetapi, hampir semua serangan tersebut tidak terlalu fatal. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Hiu putih merupakan hewan yang secara alami memiliki sifat penasaran yang besar dan suka mempermainkan mangsanya terlebih dahulu sebelum akhirnya memakannya. Misalnya saat melihat pinguin, ia akan menyerang pinguin dari bawah air dengan kecepatan tinggi. Setelah terluka, pinguin akan dilemparkan berulang kali dengan keras sebagai bahan permainan meraka. Biasanya hiu putih raksasa yang masih muda yang sering melakukan permainan seperti itu.
Hiu putih raksasa juga penasaran dengan manusia sebagai calon mangsanya. Ketika melihat manusia yang berenang di permukaan laut misalnya, Hiu putih sering hanya akan mencoba melakukan sebuah gigitan dan kemudian sering melepaskannya kembali tanpa memangsa manusia itu sendiri. Hiii..tetap saja ngeri ya teman-teman? Namun hal tersebut hanya ingin menunjukkan bahwa manusia bukanlah menu makanan utama bagi hiu putih. Mangsa utama ikan hiu putih ialah singa laut, anjing laut, jenis paus kecil, penyu, dan lumba-lumba. Hewan lain yang tak luput dari incaran hiu putih raksasa ini antara lain cumi-cumi, ikan pari, pinguin, burung camar, bahkan sampah dan bangkai.
Hiu putih raksasa banyak ditemukan di perairan dingin dan perairan pantai di seluruh dunia. Tidak ada pencatatan populasi yang jelas mengenai jumlah hiu putih. Namun, banyak kalangan khususnya para peneliti dapat memastikan populasi hiu putih di dunia saat ini mengalami penurunan drastis dan terancam punah. Ini terpantau dari banyaknya jumlah hiu yang ditemukan terdampar atau terjerat jaring kapal dan berbagai faktor lainnya. Salah satu hal yang memprihatinkan ialah semakin gencarnya penangkapan bayi-bayi hiu yang digunakan untuk keperluan komersil. Coba saja teman-teman berkunjung ke restoran seaafood. Pasti sekarang banyak sekali restoran seafood yang dengan bangganya menawarkan menu sup sirip ikan hiu atau sup baby shark. Meskipun hiu putih adalah predator paling ulung dan amat mematikan di samudera, namun ada baiknya kita juga turut peduli melestarikan ciptaan Tuhan. Setuju?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar